SMA Santo Petrus Sidikalang
June 26, 2025
SMAN 1 Dolok Masihul
June 26, 2025

SMA Swasta GBKP Kabanjahe

Kategori:

  • SDG 9 
  • Mitigasi
  • Agroforestri

Perubahan iklim merupakan isu global yang mengancam ketahanan pangan dan keberlanjutan pertanian.Peningkatan suhu dan pola curah hujan yang tidak menentu menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Dalam konteks ini, model hidroponik apung hadir sebagai solusi inovatif.
Sistem ini memanfaatkan lahan yang tergenang dan menghasilakan produk yang lebih berkualitas serta bersih dibandingkan dengan pertanian konvensional.Selain itu penggunaan ecoenzyme sebagai pupuk dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan membantu menurunkan emisi gas rumah kaca.
Sementara itu, ecobrick menawarkan solusi untuk mengatasi sampah plastik. Pendekatan ini mengurangi jumlah sampah anorganik dan menyediakan bahan bangunan alternatif yang ramah lingkungan untuk pembuatan kolam hidroponik. Agroforestry juga menjadi strategi penting dalam mitigasi perubahan iklim. Dengan memadukan penanaman pohon dan tanaman obat di sekitar sekolah, agroforestry dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.
Secara keseluruhan, penerapan hidroponik apung, ecobrick, dan agroforestry dapat menciptakan keberlanjutan dalam meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi emisi gas rumah kaca,serta mengelola limbah dengan lebih efektif.

Location: North Sumatra, Karo

Social media information: 
Instagram : @smas_gbkp_kabanjahe

Name of supervisor: Setianna Surbakti, S.Pd

Informasi lebih lanjut tentang proyek ini dapat ditemukan di sini.


Description of YAK: 
Yayasan Ate Keleng (YAK) adalah unit kerja diakonia Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) yang didirikan atas kesadaran akan persoalan sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan di masyarakat. Berlandaskan cita-cita luhur dan nirlaba, YAK bertujuan memberdayakan masyarakat miskin dan marginal melalui kegiatan sosial, politik, ekonomi, dan lingkungan, dengan misi meningkatkan kemandirian ekonomi, kesejahteraan, serta mengorganisir masyarakat untuk memperjuangkan hak-hak dan mengelola sumber daya lokal secara berkelanjutan, semua ini dilakukan secara partisipatif dan berperspektif keadilan gender demi mewujudkan visi masyarakat yang mandiri, berdaulat, berkeadilan, dan damai sejahtera, dengan berpedoman pada tata nilai kejujuran, keterbukaan, pertanggungjawaban, pengorbanan, kerelawanan, kehugarian, gotong royong, dan kekeluargaan.