Penulis: Bayu Putra Yamin Lande
Tana Toraja, 2025. Team Green Smart Project, sebuah tim kecil asal SMA Negeri 5 Tana Toraja, Sulawesi Selatan, beraksi dalam upaya pengelolaan limbah rumah tangga. Mereka mengimplentasikan ide tersebut melalui pengelolaan limbah air kamar mandi menjadi sumber pengairan hidroponik kangkung dan pembiakan lele. Kegiatan yang merupakan bagian dari Kompetisi Sekolah RYCAM ini merupakan sebuah langkah inovatif dalam menekan isu pencemaran lingkungan dan krisis air bersih di wilayah Tana Toraja.
Kegiatan ini diawali dengan pembuatan instalasi penyaringan berbahan baja ringan dengan sistem bertingkat. Ada tiga tingkatan yang berperan sebagai penyaring air sebelum digunakan pada pengairan hidroponik dan pembiakan lele. Saringan pertama berisi lapisan batu, arang dan pasir sebagai media filtrasi awal. Saringan kedua dan ketiga menggunakan tanaman eceng gondok yang berperan sebagai stabilisator karena mengandung beberapa senyawa penting dalam proses pemurnian air dan penyerapan partikel logam berat.

Selama proses ini berlangsung mereka mengaku mengalami beberapa kendala, “Kualitas air yang dihasilkan, masih berbau tidak sedap,” ujar Kinayaki Tangkelangi, ketua Team Green Smart Project. Selain itu, muncul jentik nyamuk sebab genangan air menjadi tempat terbaik bagi nyamuk untuk berkembang biak.” Namun, mereka tak tak kehabisan akal. Tim yang terdiri dari empat siswa dan siswi ini kemudian kembali bereksperimen dengan menambahkan EM4 dalam menetralisir bau dari air yang dihasilkan dan juga menambahkan tawas dalam membasmi perkembangan jentik nyamuk.
Eksperimen itu berbuah manis. Mereka berkesimpulan bahwa air yang telah melalui proses penyaringan melalui metode ini memiliki kualitas yang baik dan stabil dengan nilai TDS dan pH sesuai standar untuk tanaman hidroponik. Selain itu metode penyaringan air ini juga menjadi solusi inovatif dalam menunjang ketersediaan air bersih untuk penyiraman tanaman di sekolah mereka. “Kami berharap, bisa ikut berperan mengurangi pencemaran, dan berkontribusi dalam perbaikan lingkungan,” ujar Roswita Rusdy, guru pembimbing dari Team Green Smart Project ini.



